KALAU Yogya punya Malioboro dan Jakarta punya Taman Ismail Marzuki, Malang juga punya tempat nongkrong asyik. Yaitu Kawasan Pulosari. Disini pengunjung bisa bebas nongkrong hingga pagi dengan sajian suasana nyaman seperti di teras rumah sendiri. Ditambah lagi menu khas jagung dan roti bakarnya siap menemani waktu bersantai anda.

Siapa sangka dibalik keanggunan kawasan Ijen Boulevard, ternyata ada tempat asyik untuk kongkow. Ya, kawasan Pulosari ini jika dilihat dari peta letaknya berada di balik Jalan Ijen yang bersejarah. Pada tahun 1980 an lokasi Pulosari masih tergolong kawasan pinggiran kota, tapi sekarang letaknya berada di tengah kota. Karena kawasan sekitarnya pun mulai dibuka dan kini padat penduduknya.
Pulosari dikelilingi empat jalan sekaligus. Yaitu Jalan Rajekwesi, Jalan Kawi, Jalan Wilis dan Jalan Pulosari. Menemukan lokasi ini sangat mudah. Jika memanfaatkan angkot, ada empat jalur angkot yang melewatinya. Yaitu jalur LG, MM, ASD, dan AT. Bagi yang ingin mencari tempat penginapan di sekitar pulosari, ada juga beberapa guest house yang bisa dituju. Diantaranya Ennys Guest House, Kawi Guest House dan juga Edotel SMKN 3 Malang yang ada di Jalan Surabaya. Pulosari juga berdekatan dengan beberapa kampus besar di Malang. Ada Universitas Merdeka (unmer) dan Universitas Negeri Malang (UM). Tak heran jika tempat ini pun menjadi pilihan nongkrong para mahasiswa di malam hari.
Seperti juga tempat kongkow lainnya, untuk menikmati suasana cozy di Pulosari sebaiknya dipilih waktu malam hari. Pada siang hari hanya beberapa pedagang saja yang buka. Jadi kalau mau berkunjung siang hari masih ada yang bisa dibeli disana. Tapi jangan kecewa kalau tidak menemukan jagung bakar spesialnya. Karena khusus penjual jagung bakar, bukanya hanya pada malam hari saja. Yaitu mulai pukul 04.30 sampai 02.00 dini hari. Saat akhir pekan atau perayaan hari besar, jam bukanya bisa sampai pagi hari. Jagung bakar adalah salah satu menu khas di tempat ini. Selain beragam menu lainnya juga disiapkan di sana, seperti bakso presiden, nasi goreng ati, Pulosari Fried Chicken dan lainnya.
Jika berkeliling Pulosari dari ujung jalan Kawi, pengunjung langsung disuguhi stand jagung bakar. Kemudian ada depot nasi dan beberapa stand dengan menu beragam. Kemudian sebuah bangunan layanan tiket berdiri agak dibagian belakang. Kawasan ini memang sebenarnya punya bagian tanah yang menurun ke bawah. Tapi pedagang rata-rata enggan menempatinya. Karena itu ditempati tempat penjualan tiket itu. Namun ada juga pedagang yang kreatif dengan memanfaatkannya menjadi warung bawah tanah. Sampai diujung jalan Wilis, berbagai pedagang ini berjejer rapi. Disamping itu ada juga bangunan masjid dan juga kantor paguyuban pedagang yang sedang dibongkar.
Yang cukup menonjol adalah kehadiran warung yang cukup besar, namanya warung ndezo. Warung ini berada tepat di tengah deretan pedagang Pulosari. Warung ini pun nampak memanfaatkan kontur tanah yang tidak rata dengan membuat lokasi warung menjadi dua bagian. Yaitu atas dan bawah.
Dibalik jalan Pulosari tepatnya di Jalan Rajekwesi, dipusatkan menu-menu seafood. Bagi yang menyukai aneka sari laut ini bisa memilih nongkrong di sana.
Nongkrong di Pulosari sampai pagi sah-sah saja. Tempatnya asyik dan santai. Meski berada di pinggiran jalan besar, tapi tak mengurangi kenikmatan untuk bersantai. Jalanannya tak terlalu bising bahkan cenderung adem. Karena di kawasan ini masih banyak pepohonan besar yang rindang. Kalau siang sejuk kalau malam suasananya adem. Kenyamanan ini juga ditambah dengan konsep penataan warung yang buka di sana. Model bangunannya kuno tapi tidak lusuh. Di dalam ruangan yang ditawarkan benar-benar konsep nongkrong, buktinya kursi meja nya pun dibuat simple saja. Semuanya dari bahan kayu dan dingklik yang membuat pengunjung seperti merasakan makan di rumah sendiri. Walau setiap petak hanya berukuran 4x3, tak membuat pengunjung merasa sesak. Mungkin karena yang datang ke sana memang sudah berniat ingin nongkrong sambil makan, jadi sempit pun tak masalah..